Thursday, 13 September 2012

Perkembangan Teknologi Komunikasi


Perkembangan Teknologi Komunikasi
“Kontradiksi Masyarakat Terhadap Teknologi Komunikasi”

Masyarakat masa kini begitu dimanjakan dengan berbagai macam alat komunikasi yang semakin lama semakin canggih. Seiring perkembangan teknologi komunikasi yang semakin mudah untuk digunakan, membuat masyarakat dari kalangan atas dan menengah sekalipun begitu menikmati kecanggihan alat komunikasi ini sperti telefon seluler, internet, dan media komunikasi lainnya. Namun disamping itu secara tidak sadar, masyarakat sedang berada di dalam cengkeraman penjajah.
Fungsinya adalah betul untuk mengefektifkan dalam menyampaikan arus pesan tepat kepada penerimanya tanpa memakan biaya besar dan waktu yang cukup lama. Meskipun terdapat sedikit masalah, namun itu bukanlah suatu persoalan besar untuk takut bahwa pesan tersebut tidak akan sampai pada penerima yang dituju. Media komunikasi yang kini lebih global jagkauannya dan dapat diterima oleh setiap khalayak dimanapun dan kapanpun mereka sukai untuk menyaksikan atau mendengarkan informasi yang ditayangkan.
Inilah yang justru menjadi masalah bagi khalayak, mereka tidak mempergunakan kecanggihan itu sesuai dengan kebutuhan, melainkan menjadi ketergantungan terhadap alat komunikasi kesayangannya. Dengan demikian terjadilah kontradiksi terhadap psikologis seseorang terhadap perilaku manusia yang terlalu sering menggunakan alat komunikasinya untuk hiburan semata.
Beberapa gambaran yang disajikan ada banyak hal yang menarik diantaranya tingginya teledensitas Indonesia (± 108 telepon per 100 penduduk pada 2010), bahkan modal pengaksesan internet oleh individu yang tertinggi adalah melalui HP (51,25% dari pengguna internet) dan setelah itu dengan menyewa melalui warnet (47,35%).[1]
Adapun perkembangan teknologi komunikasi yang diluncurkan oleh berbagai instansi pendidikan, perkantoran, dan dinas-dinas nasional lainnya. Hasil survei menunjukkan bahwa sekitar 98,60% rumah tangga memiliki akses TIK di rumahnya. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan TIK di rumah tangga hampirmenyeluruh, seiring dengan perkembangan TIK itu sendiri.
Secara umum, rumah tangga terdiri dari komponen individu di dalamnya, dimana akses dan penggunaan TIK jugabergantung pada kebutuhan individu, baik itu untuk berkomunikasi, pendidikan, pekerjaan dan sebagainya. Tekonologi Informasi dan Komunikasi diidentifikasikan, (1) kepemilikan radio dengan presentase 55.52%, (2) kepemilikan televisi di sektor rumah tangga memiliki presentase 95.56%, (3) kepemilikan telepon sebesar 90%, dengan sebagian besar responden memilih telepon seluler (HP) sebagai media komunikasinya, yakni 87.64%, sedangkan presentase telepon kabel sebesar 25.19%. (4) individu pengguna komputer sebesar 36,32%; dll[2]
            Persentase di atas menunjukkan bahwa masyarakat itu membutuhkan alat teknomogi komunikasi yang lebih berkembang. Sedangkan dari manfaatnya secara tidak sadar masyarakat memfungsikan kecanggihan  alat komunikasi itu hanya sekedar membuang waktu dengan alat komunikasinya untuk hal-hal yang diluar kebutuhan mereka. Kegunaan alat teknologi komunikasi juga dapat dimanfaatkan sebagai mesin pencari informasi, berita terupdate, bahkan mencari suatu tempat yang ingin dituju seperti Global Positioning System (GPS).
            Dengan demikian apapun macam kecanggihan alat komunikasi itu akan berguna apabila difungsikan berdasarkan tujuan dan kebutuhannya untuk apa, sehingga penggunanya tidak keliru untuk mempergunakan setiap kecanggihan alat komunikasi, baik itu software maupun hardware dari benda tersebut. 






Sumber Data :
[1] Sri Saraswati W. ICT (Information and Communication Technology) Indonesia PTIK BPPT
[2] ICT (Information and Communication Technology) Indonesia PTIK BPPT. Akses dan Penggunaan TIK dalam Rumah Tangga dan Individu

No comments:

Post a Comment