Perkembangan
Teknologi Komunikasi
“Kontradiksi Masyarakat Terhadap Teknologi Komunikasi”
Masyarakat
masa kini begitu dimanjakan dengan berbagai macam alat komunikasi yang semakin
lama semakin canggih. Seiring perkembangan teknologi komunikasi yang semakin
mudah untuk digunakan, membuat masyarakat dari kalangan atas dan menengah sekalipun
begitu menikmati kecanggihan alat komunikasi ini sperti telefon seluler,
internet, dan media komunikasi lainnya. Namun disamping itu secara tidak sadar,
masyarakat sedang berada di dalam cengkeraman penjajah.
Fungsinya
adalah betul untuk mengefektifkan dalam menyampaikan arus pesan tepat kepada
penerimanya tanpa memakan biaya besar dan waktu yang cukup lama. Meskipun
terdapat sedikit masalah, namun itu bukanlah suatu persoalan besar untuk takut
bahwa pesan tersebut tidak akan sampai pada penerima yang dituju. Media
komunikasi yang kini lebih global jagkauannya dan dapat diterima oleh setiap
khalayak dimanapun dan kapanpun mereka sukai untuk menyaksikan atau
mendengarkan informasi yang ditayangkan.
Inilah yang
justru menjadi masalah bagi khalayak, mereka tidak mempergunakan kecanggihan
itu sesuai dengan kebutuhan, melainkan menjadi ketergantungan terhadap alat
komunikasi kesayangannya. Dengan demikian terjadilah kontradiksi terhadap
psikologis seseorang terhadap perilaku manusia yang terlalu sering menggunakan
alat komunikasinya untuk hiburan semata.
Beberapa gambaran yang disajikan ada banyak hal yang
menarik diantaranya tingginya teledensitas Indonesia (± 108 telepon per 100
penduduk pada 2010), bahkan modal pengaksesan internet oleh individu yang
tertinggi adalah melalui HP (51,25% dari pengguna internet) dan setelah itu
dengan menyewa melalui warnet (47,35%).[1]
Adapun perkembangan teknologi komunikasi yang diluncurkan
oleh berbagai instansi pendidikan, perkantoran, dan dinas-dinas nasional
lainnya. Hasil survei menunjukkan bahwa sekitar
98,60% rumah tangga memiliki akses TIK di rumahnya. Hal ini menunjukkan bahwa
penggunaan TIK di rumah tangga hampirmenyeluruh, seiring dengan perkembangan
TIK itu sendiri.
Secara umum, rumah tangga terdiri dari
komponen individu di dalamnya, dimana akses dan penggunaan TIK jugabergantung
pada kebutuhan individu, baik itu untuk berkomunikasi, pendidikan, pekerjaan
dan sebagainya. Tekonologi Informasi dan Komunikasi diidentifikasikan, (1)
kepemilikan radio dengan presentase 55.52%, (2) kepemilikan televisi di sektor
rumah tangga memiliki presentase 95.56%, (3) kepemilikan telepon sebesar 90%,
dengan sebagian besar responden memilih telepon seluler (HP) sebagai media komunikasinya,
yakni 87.64%, sedangkan presentase telepon kabel sebesar 25.19%. (4) individu
pengguna komputer sebesar 36,32%; dll[2]
Persentase di atas menunjukkan bahwa masyarakat itu
membutuhkan alat teknomogi komunikasi yang lebih berkembang. Sedangkan dari
manfaatnya secara tidak sadar masyarakat memfungsikan kecanggihan alat komunikasi itu hanya sekedar membuang
waktu dengan alat komunikasinya untuk hal-hal yang diluar kebutuhan mereka.
Kegunaan alat teknologi komunikasi juga dapat dimanfaatkan sebagai mesin
pencari informasi, berita terupdate, bahkan mencari suatu tempat yang ingin
dituju seperti Global Positioning System (GPS).
Dengan demikian apapun macam kecanggihan alat komunikasi
itu akan berguna apabila difungsikan berdasarkan tujuan dan kebutuhannya untuk apa,
sehingga penggunanya tidak keliru untuk mempergunakan setiap kecanggihan alat
komunikasi, baik itu software maupun hardware dari benda tersebut.
No comments:
Post a Comment