Sunday 30 September 2012

Persoalan dalam era Globalisasi


Persoalan dalam Era Globalisasi
oleh Trivan Saragih
 
            Perkembangan teknologi masa kini terasa betul secara lahiriah sangat berguna untuk setiap kalangan masyarakat. Terutama untuk berkomunikasi mencari kerabat, teman lama, bahkan informasi yang akan dijadikan perbincangan umum. Di era globalisasi ini, begitu mudahnya menggunakan fasilitas teknologi yang menyelimuti dunia.
            Masyarakat begitu mudah mengkonsumsi segala sesuatu yang instan dari media komunikasi digital itu sendiri. Teknologi yang sudah menjadi religion ini, semata-mata membuat pikiran masyarakat menjadi terbuka dengan audio dan visual yang dipublikasikan oleh adminnya atau aplikasi yang disediakan.
            Kalangan masyarakat yang tidak kritis dalam artian tidak sekolah membuat mereka buta dalam menggunakan teknologi ini. Akibat dari terlalu bebas hukumnya untuk membuka aplikasi yang sebenarnya membawa dampak negatif bagi dirinya (contoh : situs berbau SARA, pornografi, aliran sesat, dsb). Doktrinisasi di dalam teknologi dimanfaatkan orang pintar untuk menggarap keuntungan sebesar-besarnya.
            Para ahli teknologi itu tidak memikirkan sebab-akibat dari barang yang akan diciptakannya di masa mendatang, kecuali aplikasi digital yang sifatnya mendidik. Ada beberapa hal yang perlu dicermati masyarakat yang mengkonsumsi alat teknologi ini. Apakah fungsi dari kecanggihan itu hanya sekedar untuk ”life stlye” agar terpandang pada masa sekarang sebagai manusia yang ketinggalan zaman?
            Pembodohan dalam teknologi di era globalisasi ini masyarakat harus mampu berindependen dalam memproyeksikan alat canggih tersebut berdasarkan kebutuhannya. Kebutuhannya pun perlu diperhatikan yakni positif atau negatif. Dengan demikian literasi media akan memainkan perannya dalam kedewasaan berpikir manusia. Namun bagaimana nasib untuk kalangan anak-anak yang dibawah umur dalam menggunakan alat canggih itu.
            Bimbingan dari orang tua itu merupakan salah satu solusi untuk mencegah fenomena yang menakutkan secara psikologis anak. Siswa SD pada umumnya sudah mampu untuk menggunakan alat-alat yang berteknologi digital seperti handphone, PC, tablet, android, dan teknologi yang memiliki unsur hiburan (games). Setiap aplikasi yang terapat di dalamnya tidak semuanya berdampak baik bagi anak. Tetapi banyak sekali terdapat game dewasa yang menampilkan tayangan animasi yang tidak berkenan bagi anak.
            Anak-anak pada umumnya mudah untuk berimajinasi dan melakukan aksi berbahaya terhadap tayangan yang fiktif. Sehingga dapat merugikan dirinya dan orang yang ada disekitarnya. Sebaiknya orang tua mengambil langkah cepat untuk tidak memperkenalkan lebih dini kepada alat teknologi kini semakin canggih.
            Pengaruh buruk dari perkembangan teknologi mampu meranah kepada siapapun termasuk masyarakat yang berpendidikan tinggi sekalipun. Manusia mudah tergoda terhadap teknologi dengan tampilan yang elegan dan begitu cepat dalam mempelajarinya. Masih banyak manfaat yang dapat diraih dari kecanggihan teknologi yang sedang berkembang ini. Dengan demikian masyarakat seharusnya pandai untuk menggali setiap informasi yang dapat menghasilkan nilai guna yang positif.
            Seiring perkembangan yang begitu cepat di era globalisasi ini sangatlah diperlukan ahli-ahli yang berfungsi untuk memberikan pencerahan kepada setiap kalangan yang domisilinya memiliki kecanggihan teknologi komunikasi. Banyak cara untuk mengubah pola hidup manusia yang masih ”polos” untuk berekspresi dengan teknologi ini. Seminar ringan yang disuguhkan oleh event organizer dan unit kependidikan yang ada di sekolah dasar sampai dengan kemahasiswaan di universitas.
            Daripada itu karakter setiap manusia tidak bisa dipukul rata untuk menjadi orang yang diharapkan oleh individu lainnya. Karena manusia tidak bisa mengajarkan apa yang dia tahu, orang pun tidak bisa mengajarkan apa yang dia mau, namun orang hanya mampu mengajarkan dia apa adanya.
Maka pertimbangan bagi ilmuwan itu perlu dipikirkan sebagaimana manfaat yang tercipta untuk masyarakat. Begitu pun juga kepada masyarakat yang menggunakan teknologi itu sebagaimana fungsinya untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Bersikap kritislah terhadap fenomena teknologi  yang sedang berkembang seiring kehidupan global manusia.

Wednesday 19 September 2012

Wacana Teknologi


Diskursus atau Wacana Teknologi
“Epistemologi Teknologi (Umum)”

Secara etimologi, epistemologi merupakan kata gabungan yang diangkat dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu episteme dan logos.  Episteme berarti pengetahuan atau kebenaran dan logos berarti pikiran, kata atau teori. Dengan demikian epistemologi dapat diartikan sebagai pengetahuan sistematik mengenai pengetahuan. Epistemologi dapat juga diartikan sebagai teori pengetahuan yang benar (theory of knowledges).

Istilah epistemologi dipakai pertama kali oleh J.F. Feriere untuk membedakannya dengan cabang filsafat lain yaitu ontologi (metafisika umum). Filsafat pengetahuan (Epistemologi) merupakan salah satu cabang filsafat yang mempersoalkan mengenai masalah hakikat pengetahuan. Epistemologi merupakan bagian dari filsafat yang membicarakan tentang terjadinya pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan, batas-, batas, sifat-sifat  dan kesahihan pengetahuan. Objek material epistemologi adalah pengetahuan. Objek formal epistemologi adalah hakekat pengetahuan.

Epistemologi umum yang dirancang oleh setiap manusia yang memiliki rumusan tertentu untuk menciptakan sebuah teknologi secara umum yang dapat berguna untuk masyarakat. Disamping itu manusia yang memiliki pengetahuan produksi alat teknologi umum menurutnya adalah seni.[1]  Berdasarkan perkembangan teknologi yang sudah diproduksi untuk masyarakat luas, maka akan terbentuklah pengetahuan praktis yang fungsinya adalah mempermudah pengguna alat tersebut dalam beraktivitas.

Alat teknologi yang semakin lama ini selalu berkembang pesat peredarannya membuat manusia lebih mudah untuk mengerjakan suatu objek yang hendak diuji. Pengetahuan teoritis seperti metafisika, matematika, dan fisika merupakan suatu rumusan yang membutuhkan nilai angka yang pasti. Dengan lahirnya alat teknologi seperti kalkulator, manusia dituntut untuk mampu menguasai alat tersebut agar dimudahkan dalam menghitung suatu rumusan masalah yang berkaitan dengan jumlah angka.

Adapun dampak teknologi terhadap 4 (empat) aspek suprastruktur seperti :

1. Ekonomi :   
(+) Petumbuhan ekonomi
(+) Terjadinya Industrialisasi

(-) Kerahasiaan alat tes semakin terancam Program tes inteligensi seperti tes  
Raven, Differential Aptitudes Test dapat diakses melalui compact disk. 
Implikasi dari permasalahan ini adalah, tes psikologi yang ada akan mudah
sekali bocor, dan pengembangan tes psikologi harus berpacu dengan
 kecepatan pembocoran melalui internet tersebut.[2]

2. Politik :       
(+) Portal Pemerintahan. Portal adalah sebuah website khusus yang  
     menyediakan tempat bagi divisi-divisi pemerintahan agar dapat diakses.   
     Portal ini menyediakan tempat khusus bagi warga yang ingin mengetahui   
     perkembangan dari kegiatan pemerintah. Portal ini juga memberikan
     tempat agar warga dapat berinteraksi dengan pejabat dan pelayanan  
     masyarakat secara langsung.

(-)  Tidak semua masyarakat dapat menggunakan media internet dalam  
berjaring sosial, kecuali masyarakat di daerah pedesaan itu memiliki  
bimbingan khusus dan mendapatkan pendidikan gratis mengenai
teknologi komputerisasi.[3]

3. Budaya :     
(+) Memacu untuk meningkatkan kualitas diri.
(+) Mudah memenuhi kebutuhan.

(-)  Individu-individu secara psikologis merasakan adanya suatu ketentraman,  
      sebab tidak ada pertentangan-pertentangan dalam norma-norma dan nilai-   
      nilai yang dianut oleh masyarakat.
(-)  Gangguan keseimbangan, masyarakat dapat menolak unsur-unsur yang 
      akan membawa perubahan.[4]

4. Sosial :        
(+) Informasi yang ada di masyarakat dapat langsung dipublikasikan dan 
      diterima oleh masyarakat.
(+) Hubungan sosial antar masyarakat dapat berlangsung dimana saja dan   
      kapan saja.
(-) Timbulnya jenis kejahatan baru.
(-) Menurunnya tingkat kepercayaan kepada lingkungan sekitar.

            Dengan demikian dapat saya simpulkan bahwa setiap ilmu pengetahuan yang dikembangkan dalam pembuatan suatu alat teknologi komunikasi yang secanggih mungkin, maka akan terlihat begitu semakin praktisnya masyarakat menyelesaikan semua permasalahannya dalam pekerjaannya.
           
            Namun akan berdampak negatif apabila pengguna alat teknologi itu menjadi salah tafsir dalam penggunaannya, maka akan menjadi ”boomerang” pula bagi pengguna yang ceroboh atau memiliki perspektif lain dalam pemahaman epistemologi teknologi umum ini. Tetapi setiap lapisan masyarakat akan sangat membutuhkan kecanggihan itu asalkan tetap pada prosedural penggunaan berlandaskan teori teknologi komunikasi.





Sumber Data :

[1] Bisa dilihat buku aristoteles yang membahas mengenai Jenis-jenis Pengetahuan.

[2] Pembangunan ekonomi biasanya terlihat didasarkan pada unsur-unsur utama seperti sebagai pertumbuhan dan pembangunan di, sekolah dasar, menengah, dan sektor tersier dan (agak lebih berkesinambungan)  pertumbuhan dan perkembangan dalam perdagangan. (Thirlwall 2005)

[3] Setiawan, Wawan. 2009. Pengantar Teknologi Informasi. Bandung: UPI Press
[4] Shvoong.com. The Global Source for Summaries and Reviews. Diterbitkan di: 06 Maret, 2010   

Thursday 13 September 2012

Perkembangan Teknologi Komunikasi


Perkembangan Teknologi Komunikasi
“Kontradiksi Masyarakat Terhadap Teknologi Komunikasi”

Masyarakat masa kini begitu dimanjakan dengan berbagai macam alat komunikasi yang semakin lama semakin canggih. Seiring perkembangan teknologi komunikasi yang semakin mudah untuk digunakan, membuat masyarakat dari kalangan atas dan menengah sekalipun begitu menikmati kecanggihan alat komunikasi ini sperti telefon seluler, internet, dan media komunikasi lainnya. Namun disamping itu secara tidak sadar, masyarakat sedang berada di dalam cengkeraman penjajah.
Fungsinya adalah betul untuk mengefektifkan dalam menyampaikan arus pesan tepat kepada penerimanya tanpa memakan biaya besar dan waktu yang cukup lama. Meskipun terdapat sedikit masalah, namun itu bukanlah suatu persoalan besar untuk takut bahwa pesan tersebut tidak akan sampai pada penerima yang dituju. Media komunikasi yang kini lebih global jagkauannya dan dapat diterima oleh setiap khalayak dimanapun dan kapanpun mereka sukai untuk menyaksikan atau mendengarkan informasi yang ditayangkan.
Inilah yang justru menjadi masalah bagi khalayak, mereka tidak mempergunakan kecanggihan itu sesuai dengan kebutuhan, melainkan menjadi ketergantungan terhadap alat komunikasi kesayangannya. Dengan demikian terjadilah kontradiksi terhadap psikologis seseorang terhadap perilaku manusia yang terlalu sering menggunakan alat komunikasinya untuk hiburan semata.
Beberapa gambaran yang disajikan ada banyak hal yang menarik diantaranya tingginya teledensitas Indonesia (± 108 telepon per 100 penduduk pada 2010), bahkan modal pengaksesan internet oleh individu yang tertinggi adalah melalui HP (51,25% dari pengguna internet) dan setelah itu dengan menyewa melalui warnet (47,35%).[1]
Adapun perkembangan teknologi komunikasi yang diluncurkan oleh berbagai instansi pendidikan, perkantoran, dan dinas-dinas nasional lainnya. Hasil survei menunjukkan bahwa sekitar 98,60% rumah tangga memiliki akses TIK di rumahnya. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan TIK di rumah tangga hampirmenyeluruh, seiring dengan perkembangan TIK itu sendiri.
Secara umum, rumah tangga terdiri dari komponen individu di dalamnya, dimana akses dan penggunaan TIK jugabergantung pada kebutuhan individu, baik itu untuk berkomunikasi, pendidikan, pekerjaan dan sebagainya. Tekonologi Informasi dan Komunikasi diidentifikasikan, (1) kepemilikan radio dengan presentase 55.52%, (2) kepemilikan televisi di sektor rumah tangga memiliki presentase 95.56%, (3) kepemilikan telepon sebesar 90%, dengan sebagian besar responden memilih telepon seluler (HP) sebagai media komunikasinya, yakni 87.64%, sedangkan presentase telepon kabel sebesar 25.19%. (4) individu pengguna komputer sebesar 36,32%; dll[2]
            Persentase di atas menunjukkan bahwa masyarakat itu membutuhkan alat teknomogi komunikasi yang lebih berkembang. Sedangkan dari manfaatnya secara tidak sadar masyarakat memfungsikan kecanggihan  alat komunikasi itu hanya sekedar membuang waktu dengan alat komunikasinya untuk hal-hal yang diluar kebutuhan mereka. Kegunaan alat teknologi komunikasi juga dapat dimanfaatkan sebagai mesin pencari informasi, berita terupdate, bahkan mencari suatu tempat yang ingin dituju seperti Global Positioning System (GPS).
            Dengan demikian apapun macam kecanggihan alat komunikasi itu akan berguna apabila difungsikan berdasarkan tujuan dan kebutuhannya untuk apa, sehingga penggunanya tidak keliru untuk mempergunakan setiap kecanggihan alat komunikasi, baik itu software maupun hardware dari benda tersebut. 






Sumber Data :
[1] Sri Saraswati W. ICT (Information and Communication Technology) Indonesia PTIK BPPT
[2] ICT (Information and Communication Technology) Indonesia PTIK BPPT. Akses dan Penggunaan TIK dalam Rumah Tangga dan Individu